Jumat, 22 Desember 2017

Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia





Pendekatan Pembelajaran.
            Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
            Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus mennggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.

            Adapun macam-macam Pendekatan dalam Pembelajaran.    
1.      Pendekatan Konsep       
            Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007). Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Kelebihan dari pendekatan konsep ini sendiri diantaranya Fokus pada penguasaan konsep dan subkonsep, siswa dibimbing untuk memahami konsep dengan beberapa metode. Adapun kelemahannya dari pendekatan konsep ini sendiri diantaranya Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre dan  Guru terlalu dominan dan siswa tidak dibimbing untuk memahami konsep.

2.      Pendekatan Lingkungan
            Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Adapun Kelebihan yang dimiliki pendekatan lingkungan itu sendiri diantaranya Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar dan untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan

3.      Pendekatan Inkuiri         
            Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W. 2001). Kelebihan dari pendekatan inkuiri diantaranya Membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para tim ahli. Kelemahan dari pendekatan inkuiri diantaranya kurang menguasai teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti.
            Pendekatan Inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpimpin dan inkuiri bebas atau terbuka. Perbedaan keduanya terletak pada siapa yang mengjukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.

4.      Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan proses diantaranya 1)Siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. 2) Siswa memiliki keterampilan dalam melakukan pengamatan, penafsiran data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan. Kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan proses diantaranya bagi siswa yang pasif, pendekatan ini kurang efektif sebab menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
5.      Pendekatan Heuristik

            Kata heuristik berasal dari bahasa yunani yaitu “heuristik”yang berarti saya menemukan. Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Metode Heuristik ini dipopulerkan oleh profesor Amstrong pada abad ke 19 . menurut metode ini peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan. Kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan heuristic diantaranya 1) Siswa merasakan pembelajaran itu bermakna. 2)Siswa merespon hal-hal baru. 3) Siswa bersemangat untuk melakukan eksperimen dn berbagai penelitian. Kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan heuristic diantaranya 1) Siswa yang kurang aktif akan sulit untuk mengikuti pembelajaran. 2)Siswa akan merasa kebenaran tentang sesuatu yang baru ditemukannya belum pasti. 3) Siswa bersifat individual, karena siswa cenderung melakukan segala sesuatunya sendiri.

6.      Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).

             Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggota terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin: 1995). Kelebihan dari pendekatan kooperatif diantaranya 1)  Belajar kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar bersama, saling membantu). 2) Kerja kelompok membuat siswa semangat untuk belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan di antara teman-teman sebaya. 3) Siswa lebih cepat memahami materi, karena siswa terlibat langsung dalam materi. Kelemahan  dari pendekatan kooperatif  adalah siswa yang tidak aktif merasa terkucilkan saat belajar bersama kelompok.
7.      Pendekatan Interaktif
            Dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan. Kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan interaktif diantaranya  1) Siswa ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kelemahannya adalah tidak semua pertanyaan siswa yang digunakan untuk penyelidikan.

8.      Pendekatan Pemecahan Masalah
            Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk. Kelebihan dari pendekatan ini adalah siswa dituntut untuk dapat merancang pemecahan masalah sendiri, sedangkan pendekatan kelemahannya adalah Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.

9.      Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
            Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat telah dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan Masyarakat (S-T-M) (Depdikbud, 1992). STM ini merupakan peng-Indonesiaan dariScience, Technlogy and Society. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat (Depdikbud, 1992). Kelebihan dari pendekatan STM dintaranya 1) siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat 2) siswa akan lebih lama mengingat informasi yang diterima. Kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan STM diantaranya 1)  Pemecahan masalah dalam pendekatan STM ini lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah ilmiah 2) Guru dianggap sebagai fasilitator

10.  Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)
            Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain. Kelebihan dari pendekatan terpadu diantaranya 1) Meningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. 2)Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Sedangkan kelemahannya  adalah siswa yang pasif akan sulit memahami pembelajaran.

11.  Pendekatan Induktif

            Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit sebanyak mungkin.
Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah siswa dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit sebanyak mungkin. Sedangkan  kelemahannya adalah tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.

12.  Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
            Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain: (1). Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta; (2). Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan; (3) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu peserta dengan peserta lain tidak ada ketergantungan; (4). Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban. Kelebihan dari pendekatan ini diantaranya 1) Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan kompetensi oleh peserta. 2) Tersedia program pengayaan dan perbaikan.sedangkan kelemahannya adalah aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu siswa dengan siswa lain tidak ada ketergantungan.

13.  Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas.
            Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas dapat diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa. Kelebihan dari pendekatan ini adalah  terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa. Sedangkan kelemahannya adalah Siswa tidak bisa belajar mandiri sebab telah terbiasa dikontrol dan diarahkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

14.  Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual
            Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minat nya. Kelebihan dari pendekatan ini adalah siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristik, bakat, dan minatnya. Sedangkan kelemahannya adalah guru kesulitan dalam menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual sebab siswa memiliki karakter yang bervariasi.
2.2  Metode Pembelajaran.
            Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metodepembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
            Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.  Atau pengertian lainnya yaitu teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar dan menyajikn bahan pelajaran pada siswa di dalam kelas, baik secara individual maupun secara kelompok / klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Macam-macam metode pembelajaran:
1.      Metode ceramah
       Metode ceramah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan materi secara verbal dan biasanya memiliki alat bantu visual. Hubungan guru dengan anak didik lebih banyak bersifat lisan.
2.      Metode Tanya Jawab.
            Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami meteri tersebut. Atau lebih lengkap lagi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan  pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi  verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
3.      Metode Diskusi
       Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi. Metode diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Jenis-jenis diskusi diantaranya. Diskusi kelas, jika melibatkan seluruh siswa dan diskusi dipimpin oleh guru. Diskusi kelompok, terdiri dari 3-6 orang. (Buzz grup : diskusi dadakan,membicarakan bahan yang baru diajarkan. Syndikat grup : tiap kelompok dengan tugas masing-masing dan dilaporkan di depan kelas) Brain storming yaitu pengumpulan pendapat atau saran.
4.      Metode pemberian tugas
       Metode pemberian tugas  adalah cara mengajar atau cara penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Bisa dikatakan bahwa metode pemberian tugas adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga, siswa akan terangsang untuk belajar.
5.      Metode Demonstrasi
       Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
6.      Metode Eksperimen
       Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.


2.3  Teknik Pembelajaran.
            Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2.4  Strategi pembelajaran.
            Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu 1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
·         Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
·         Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
·         Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
·         Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
            Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
            Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).





DAFTAR PUSTAKA

Pranowo.2015. Teori Belajar Bahasa.Yogyakarta: Pustaka belajar
Abin Syamsuddin Makmun. 2003.Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia


Pemilihan media untuk pembelajaran.
Ketika pendidik akan memilih media yang akan digunakan di dalam pembelajaran ada dua bentuk pemilihan yang mungkin terjadi: Pertama, pemilihan tertutup, hal dilakukan apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau pun kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan keterampilan pendidik untuk melakukan proses pemilihan. Seorang pendidik kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
Apabila pendidik dihadapkan pada dua bentuk pilihan di atas, maka pertimbangan yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menentukan media yang dianggap paling tepat sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam standar isi. Di dalam pemilihan,pendidik harus menentukan media yang sesuai dengan keempat aspek berbahasa, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini kita memilih pemanfaatan dan pengembangan media berbasis lingkungan dan TIK (teknologi informasi dan komunikasi).
Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran
Pada hakikatnya bukan media itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakanakan semakin tinggi hasil belajar atau sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain:
a.       Access (akses)
            Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
b.      Cost (biaya)
            Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
c.       Technology (teknologi)
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?
d.      Interactivity (interaksi)
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
e.       Organization (organisasi)
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber belajar?
f.       Novelty (kebaruan)
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.
Penggunaan Media yang Dipilih.
            Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang dijelaskan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu pendidik ucapkan, baik melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan Demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan yang dipelajarinya, dari pada tanpa bantuan media. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat, jika penggunaanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Seperti kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu sendiri dapat berupa pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung.
Dalam proses belajar tidak semua pengalaman langsung bisa kita hadirkan pada peserta didik dalam kelas, untuk maksud itulah kehadiran media akan sangat membantu kita agar dapat membantu peserta didik dalam memberikan berbagai pengalaman, sekalipun dalam bentuk pengalaman tidak langsung. Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul.
Dalam usaha menggunakan media dalam proses pembelajaran, perlu bagi pendidik untuk memperhatikan pedoman umum dalam penggunaan media sebagai berikut:
1)      Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
2)      Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
3)      Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4)      Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5)      Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem-priview media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses pembelajaran dan mengurangi waktu.
6)      Pembelajaran perlu disiapkan sebelum media digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media berlangsung.
7)      Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta. (Miarso, 2004: 461).
Penggunaan media pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa ketentuan yang dikemukakan oleh Arsyad (2007), sebagai berikut:
Media Berbasis Cetakan
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Petunjuk berikut dapat membantu pendidik dalam membuat dan menggunakan media berbasis teks:
1)      Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya, dapat dicerna, diproses dan dikuasai oleh peserta didik
2)      Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
3)      Perhatikan hasil analisis respon siswa; bagaimana siswa menjawab pertanyaan atau mengerjakan latihan, menyiapkan contoh-contoh atau menyarankan bacaan tambahan.
4)      Siapkan siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
5)      Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi


Media Berbasis Visual
Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Bentuk media visual bisa berupa: (1) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sebuah benda; (b) diagram, (c) peta, (d) grafik dan chart (bagan). Ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan dalam penggunaan media visual:
1)      Usahakan visual itu sederhana, dengan menggunakan garis, karton dan diagram
2)      Visual digunakan untuk menekan informasi dalam teks sehingga pembelajaran terlaksana dengan baik
3)      Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit, untuk membantu siswa mengorganisasikan materi
4)      Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Untuk visual yang komplek siswa diminta untuk mengamati, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut.
5)      Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep
6)      Hindarkan visual yang tak berimbang (seimbangkan kegiatan mengamati dengan kegiatan lain sehingga tidak membosankan)
Dari uraian mengenai media dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media perlu memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan tujuan, kesesusaian materi, interaksi yang diharapkan, kesiapan peserta didik dan partisipasi yang diharapkan dari peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran.
2.2  Pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia.

1.      Pengembangan Media Berbasis Lingkungan
Pengembangan media berbasis lingkungan sekitar perlu dilakukan oleh pendidik untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Keefektifan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, kosakata, membaca, dan menulis. Lingkungan sekitar yang dapat dikembangkan meliputi: sekolah, perpustakaan, pasar tradisional, dan tempat wisata. Adapun cara pengembangannya sebagai berikut:
Sekolah
Segala sesuatu yang ada di sekitar sekolah dapat dijadikan media pembelajaran yang baik. Media dapat meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Contoh pembelajaran 1) Peserta didik mengunjungi sekolah dasar terdekat bersama pendidik. 2) Peserta didik mewawancarai orang-orang yang ada di sana berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 3) Peserta didik memperhatikan suasana dan keadaan sekolah untuk dilaporkan secara lisan dan tertulis. 4) Peserta didik menulis laporan kunjungannya dengan singkat.
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan media yang baik terutama untuk pembelajaran yang berstatus peserta didik atau mahapeserta didik. Contoh pembelajaran: 1) Peserta didik bersama pendidik mengunjungi perpustakaan. 2) Peserta didik bertanya kepada petugas bagaimana cara meminjam buku atau hal lain. 3) Peserta didik membaca buku, surat kabar, atau majalah yang disenanginya. 4) Peserta didik melaporkan hasil bacaannya secara tertulis.
Pasar Tradisional
Pasar tradisional dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi yang berkaitan dengan budaya. Media ini dapat dimanfaatkan untuk materi menyimak dan berbicara. Contoh pembelajaran: 1) Peserta didik bersama pendidik pergi ke pasar tradisional. 2) Pembelajar berusaha menawar sesuatu dan membelinya kalau harganya sesuai. 3) Peserta didik menyampaikan kesan kunjungannya dalam bentuk tertulis.
Tempat Wisata
Materi budaya dapat menggunakan tempat wisata sebagai media pembelajarannya. Media ini dapat digunakan untuk pembelajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Contoh pembelajaran: 1)  Peserta didik berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. 2) Peserta didik menyimak cerita legenda Gunung Tangkuban Perahu selama di perjalanan. 3) Peserta didik bercakap-cakap dengan petugas dan wisatawan domestik yang yang dijumpainya. 4)  Peserta didik membaca rambu-rambu yang ada di tempat tersebut. 5) Peserta didik menulis laporan perjalanan sejak berangkat hingga pulang.
2.      Pengembangan Media Berbasis TIK.
Perkembangan dunia global yang begitu cepat menembus ruang dan waktu, menyebabkan peserta didik bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Hal ini diikuti dengan perkembangan media berbasis TIK yang sangat canggih dan beragam. Media berbasis TIK ini perlu dikembangkan oleh pendidik dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta menantang peserta didik untuk menguasai TIK, sehingga keefektifan pembelajaran itu tercapai.
Keefektifan pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada keempat aspek berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran keempat aspek berbahasa di atas bisa dilakukan dengan menggunakan media audio visual, komputer dan mengakses internet. 
 
DAFTAR PUSTAKA

Pranowo.2015. Teori Belajar Bahasa.Yogyakarta: Pustaka belajar
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miarso, Yusufhadi. (2004) Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Nana Sudjana, Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algendindo.

Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...