Minggu, 17 Desember 2017

Pengembangan Materi Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia



1.   Pengertian Bahan Ajar
Sebelum memilih dan mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia prosedur utama yang harus dipenuhi adalah dilakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Dengan memperhatikan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, bahan ajar yang dipilih akan lebih rinci, jelas, benar dalam memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan secara optimal, serta menghindari dipilihnya bahan ajar yang kurang relevan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
            Dalam melakukan proses pembelajaran diperlukan bahan ajar. Bahan ajar yaitu seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar berisi materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sedangkan pengembangan bahan ajar merupakan upaya penyusunan bahan ajar baik yang berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis oleh guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

2.   Wujud dan Ragam Bahan Ajar Bahasa Indonesia di MI
Dalam pembelajaran bahasa perlu menggunakan pendekatan komunikatif yang menuntut dilaksanakannya analisis kebutuhan (need analysis). Analisis kebutuhan yaitu menganalisis apa yang menjadi kebutuhan pembelajaran bahasa yang akan dipelajari.
Dibawah ini adalah pendapat beberapa pakar mengenai kebutuhan:
Menurut Wilkins
1)         Apa yang seharusnya dikuasai siswa bahasa di MI dengan bahasa indonesia yang dipelajari?
2)         Apa yang seharusnya dikuasai siswa berkenaan dengan unsur bahasa untuk kepentingan pemakaian bahasa pada waktu yang akan datang / unsur bahasa manakah yang harus dikuasai?
Menurut Porcher
1)         Apa yang ingin / harus dilakukan pelajar bahasa (kebutuhan komunikasi)?
2)         Tindakan berbahasa apa yang harus dapat dilakukan dengan bahasa yang sedang dipelajari (kebutuhan bahasa)?
3)         Apa yang harus dipelajari agar mampu melaksanakan tindak berbahasa (kebutuhan kebahaaan)?
Dari kedua pendapat tersebut, kebutuhan berbahasa, kebutuhan komunikasi dan kebutuhan kebahasaan sangat erat kaitannya. Kebutuhan aktivitas berbahasa pelajar bahasa Indonesia di MI diorientasikan pada penguasaan keterampilan berbahasa sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa dan lingkungan pelajar. Kompetensi seperti terampil membaca wacana pendek dengan lafal tepat lebih diutamakan daripada “dapat menyebutkan macam-macam lafal bunyi”.
Dalam mengembangkan bahan dapat kita jumpai berbagai bentuk-bentuk bahan:
            Buku latihan
Berupa buku yang berisi latihan-latihan soal yang digunakan guru untuk menguji pemahaman peserta didik selama pembelajaran.
            Kartu petunjuk
Berupa perintah yang digunakan untuk menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya, Berilah tanda silang (x) pada jawaban di bawah ini yang menurut anda benar!
            Kartu aktifitas
        Berupa lembaran/buku yang berisi seluruh kegiatan yang dilakukan guru maupun peserta didik selama proses pembelajaran. Dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran selama 1 hari. Sehingga setiap harinya terdapat lembaran hasil aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik sebagai dokumentasi dan acuan dalam menilai perkembangan peserta didik.
            Materi latihan
        Berupa materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan indikator yang akan dicapai sekaligus sebagai bahan dalam mengerjakan latihan soal setelah materi dipelajari.
            Panduan praktis
        Berupa petunjuk yang diperoleh siswa ketika akan melakukan penelitian atau percobaan.


3  Prinsip Dalam Memilih Bahan Ajar.
Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006) menguraikan beberapa prinsip-prinsip bahan ajar sebagai berikut:
1.      Prinsip relevansi (keterkaitan). Materi pembelajaran harus memiliki hubungan atau keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa-siswi berupa membuat tulisan sederhana, materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa keterampilan menulis.
2.      Prinsip konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa-siswi ada dua macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa-siswi adalah mampu untuk menulis karangan maka bahan ajar yang diajarkan adalah menulis dengan baik dan pengorganisasian karangan.
3.      Prinsip Kecukupan (cukup memadai). Artinya materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan memerlukan waktu pembelajaran yang seharusnya bisa digunakan untuk materi yang lain.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa prinsip bahan ajar yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Menimbulkan minat baca
2.      Ditulis dan dirancang untuk siswa
3.      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
4.      Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai
5.      Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
6.      Mengkomodasi kesulitan siswa
7.      Memberikan rangkuman
8.      Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
9.      Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
10.  Menjelskan cara mempelajari bahan ajar.

4  Jenis-jenis Bahan Ajar.
1.      Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed), seperti antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/market.
2.      Bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3.      Bahan ajar pandang dengar (audio visual), seperti video campact disk, film.
4.      Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material), seperti CAI (Computer Assistented Instruction), Copack Disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis we (Web based learning materials).

5. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
            Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar (Ghafur, 1986)Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasikan aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya.
2.    Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
3.    Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswaIdentifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswaDengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”.
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “konsep”.
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
           Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.


6. Penetuan Cakupan Dan Urutan Materi Pembelajaran.
                         Penentuan cakupan materi pembelajaran
            Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor,  karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.

            Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.
Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.

            Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.

            Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
a.   penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; 
b.   rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
c.    penerapan/aplikasi rumus menghitung  laba dan rugi.

            Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
            Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah ” Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1) jenis surat  niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa,  (3) menulis surat perjanjian  jual –  beli dan surat kuasa sesuai dengan  keperluan , (4)  surat perjanjian jual – beli  dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

 Urutan  Materi  Pembelajaran
            Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi  pembelajaran  mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya,  materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
            Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
a.   Pendekatan prosedural.
            Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan  kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.
b.   Pendekatan hierarkis
            Urutan materi pembelajaran secara hierarkismenggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Pranowo. 2015. TEORI BELAJAR BAHASA. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Moch. Tolchah, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Surabaya: PT. Revka Petra Media.

Mudlofir, Ali. 2012. Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Penyusun Bahan Ajar UIN Sunan-Ampel. 2014. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Surabaya: UINSA Press.



http://kitkl.blogspot.co.id/2017/12/pengembangan-materi-bahan-ajar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...