Ketika
pendidik akan memilih media yang akan digunakan di dalam pembelajaran ada dua
bentuk pemilihan yang mungkin terjadi: Pertama, pemilihan tertutup, hal
dilakukan apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh
Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus
dipakai. Kalau pun kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah
pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis
media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan
adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa
media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan
adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media
audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model
pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita
masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes
sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan keterampilan
pendidik untuk melakukan proses pemilihan. Seorang pendidik kadang bisa
melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka
dengan pemilihan tertutup.
Apabila
pendidik dihadapkan pada dua bentuk pilihan di atas, maka pertimbangan yang
harus dilakukan oleh pendidik adalah menentukan media yang dianggap paling
tepat sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam standar isi. Di
dalam pemilihan,pendidik harus menentukan media yang sesuai dengan keempat
aspek berbahasa, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini
kita memilih pemanfaatan dan pengembangan media berbasis lingkungan dan TIK
(teknologi informasi dan komunikasi).
Pertimbangan
dalam Memilih Media Pembelajaran
Pada
hakikatnya bukan media itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata
keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan
(3) karakteristik penerima pesan.
Dengan
demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor
tersebut. Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakanakan semakin
tinggi hasil belajar atau sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat
saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan
LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa
yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah
pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain:
a.
Access
(akses)
Kemudahan
akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang
diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya,
kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu,
apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya? Akses
juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah
saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid.
Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
b.
Cost
(biaya)
Biaya
juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi
pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu
harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yang menggunakan,
maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
c.
Technology
(teknologi)
Mungkin
saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan
apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin
menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah
ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana
cara mengoperasikannya?
d.
Interactivity
(interaksi)
Media
yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru
tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
e.
Organization
(organisasi)
Pertimbangan
yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah
atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di
sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber belajar?
f.
Novelty
(kebaruan)
Kebaruan
dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang
lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di
atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan
dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide
dan kreativitas yang dimilikinya.
Penggunaan
Media yang Dipilih.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang dijelaskan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu pendidik ucapkan, baik melalui
kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan
dengan kehadiran media. Dengan Demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan yang
dipelajarinya, dari pada tanpa bantuan media. Namun perlu diingat, bahwa
peranan media tidak akan terlihat, jika penggunaanya tidak sejalan dengan isi
dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Seperti kita ketahui bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman. Pengalaman itu sendiri dapat berupa pengalaman langsung maupun
pengalaman tidak langsung.
Dalam
proses belajar tidak semua pengalaman langsung bisa kita hadirkan pada peserta
didik dalam kelas, untuk maksud itulah kehadiran media akan sangat membantu
kita agar dapat membantu peserta didik dalam memberikan berbagai pengalaman,
sekalipun dalam bentuk pengalaman tidak langsung. Mengapa perlu media dalam
pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul.
Dalam
usaha menggunakan media dalam proses pembelajaran, perlu bagi pendidik untuk
memperhatikan pedoman umum dalam penggunaan media sebagai berikut:
1)
Tidak
ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu
tercapainya tujuan pembelajaran
2)
Penggunaan
media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan
demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian
pelajaran.
3)
Penggunaan
media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi
pelajaran yang disajikan.
4)
Penggunaan
media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5)
Penggunaan
media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem-priview media yang
akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas
sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini pemanfaatan
media diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses pembelajaran dan
mengurangi waktu.
6)
Pembelajaran
perlu disiapkan sebelum media digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian
pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media berlangsung.
7)
Penggunaan
media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta.
(Miarso, 2004: 461).
Penggunaan
media pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa ketentuan yang
dikemukakan oleh Arsyad (2007), sebagai berikut:
Media
Berbasis Cetakan
Pembelajaran
berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah
pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupakan materi untuk
belajar mandiri. Petunjuk berikut dapat membantu pendidik dalam membuat dan
menggunakan media berbasis teks:
1)
Sajikan
informasi dalam jumlah yang selayaknya, dapat dicerna, diproses dan dikuasai
oleh peserta didik
2)
Pertimbangkan
hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai
dengan kebutuhan tersebut.
3)
Perhatikan
hasil analisis respon siswa; bagaimana siswa menjawab pertanyaan atau
mengerjakan latihan, menyiapkan contoh-contoh atau menyarankan bacaan tambahan.
4)
Siapkan
siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
5)
Gunakan
beragam jenis latihan dan evaluasi
Media
Berbasis Visual
Media
berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Bentuk
media visual bisa berupa: (1) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau
foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sebuah benda; (b) diagram, (c) peta,
(d) grafik dan chart (bagan). Ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan
dalam penggunaan media visual:
1)
Usahakan
visual itu sederhana, dengan menggunakan garis, karton dan diagram
2)
Visual
digunakan untuk menekan informasi dalam teks sehingga pembelajaran terlaksana
dengan baik
3)
Gunakan
grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit
demi unit, untuk membantu siswa mengorganisasikan materi
4)
Ulangi
sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Untuk visual
yang komplek siswa diminta untuk mengamati, kemudian mengungkapkan sesuatu
mengenai visual tersebut.
5)
Gunakan
gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep
6)
Hindarkan
visual yang tak berimbang (seimbangkan kegiatan mengamati dengan kegiatan lain
sehingga tidak membosankan)
Dari
uraian mengenai media dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat penyalur
pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media perlu
memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan agar penggunaan media
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti
melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan tujuan, kesesusaian
materi, interaksi yang diharapkan, kesiapan peserta didik dan partisipasi yang diharapkan
dari peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran.
2.2 Pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia.
1.
Pengembangan
Media Berbasis Lingkungan
Pengembangan
media berbasis lingkungan sekitar perlu dilakukan oleh pendidik untuk mencapai
pembelajaran yang efektif. Keefektifan pembelajaran ini dapat meningkatkan
kemampuan menyimak, berbicara, kosakata, membaca, dan menulis. Lingkungan
sekitar yang dapat dikembangkan meliputi: sekolah, perpustakaan, pasar
tradisional, dan tempat wisata. Adapun cara pengembangannya sebagai berikut:
Sekolah
Segala
sesuatu yang ada di sekitar sekolah dapat dijadikan media pembelajaran yang
baik. Media dapat meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Contoh pembelajaran 1) Peserta didik mengunjungi sekolah dasar
terdekat bersama pendidik. 2) Peserta didik mewawancarai orang-orang yang
ada di sana berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 3)
Peserta didik memperhatikan suasana dan keadaan sekolah untuk dilaporkan secara
lisan dan tertulis. 4) Peserta didik menulis laporan kunjungannya dengan
singkat.
Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan media yang baik terutama untuk pembelajaran yang berstatus peserta
didik atau mahapeserta didik. Contoh pembelajaran: 1) Peserta didik bersama pendidik
mengunjungi perpustakaan. 2) Peserta didik bertanya kepada petugas bagaimana
cara meminjam buku atau hal lain. 3) Peserta didik membaca buku, surat kabar,
atau majalah yang disenanginya. 4) Peserta didik melaporkan hasil bacaannya
secara tertulis.
Pasar
Tradisional
Pasar
tradisional dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi yang
berkaitan dengan budaya. Media ini dapat dimanfaatkan untuk materi menyimak dan
berbicara. Contoh pembelajaran: 1) Peserta didik bersama pendidik pergi ke
pasar tradisional. 2) Pembelajar berusaha menawar sesuatu dan membelinya kalau
harganya sesuai. 3) Peserta didik menyampaikan kesan kunjungannya dalam bentuk
tertulis.
Tempat
Wisata
Materi
budaya dapat menggunakan tempat wisata sebagai media pembelajarannya. Media ini
dapat digunakan untuk pembelajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Contoh pembelajaran: 1) Peserta didik berwisata ke Gunung Tangkuban
Perahu di Jawa Barat. 2) Peserta didik menyimak cerita legenda Gunung Tangkuban
Perahu selama di perjalanan. 3) Peserta didik bercakap-cakap dengan petugas dan
wisatawan domestik yang yang dijumpainya. 4) Peserta didik membaca
rambu-rambu yang ada di tempat tersebut. 5) Peserta didik menulis laporan
perjalanan sejak berangkat hingga pulang.
2.
Pengembangan
Media Berbasis TIK.
Perkembangan
dunia global yang begitu cepat menembus ruang dan waktu, menyebabkan peserta
didik bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Hal ini diikuti dengan
perkembangan media berbasis TIK yang sangat canggih dan beragam. Media berbasis
TIK ini perlu dikembangkan oleh pendidik dalam rangka menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan serta menantang peserta didik untuk menguasai
TIK, sehingga keefektifan pembelajaran itu tercapai.
Keefektifan
pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada
keempat aspek berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran keempat aspek berbahasa di atas bisa dilakukan dengan menggunakan
media audio visual, komputer dan mengakses internet.
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo.2015. Teori Belajar Bahasa.Yogyakarta: Pustaka belajar
Arsyad,
Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Miarso,
Yusufhadi. (2004) Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Nana
Sudjana, Ahmad Rivai. (2005). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algendindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar