Pengertian Relibilitas
Reliabilitas
diterjemahkan dari kata reliability yang berarti hal yang dapat dipercaya
(tahan uji). Sebuah tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes
terebut memberikan data hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu
yang berbeda kepada responden yang sama. Hasil tes yang tetap atau seandainya
berubah maka perubahan i tu tidak signifikan maka tes tersebut dikatakan reliabel.
Oleh karena itu reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Reliabilitas
menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan
analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah
dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan homogenitas.
Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya
sebagai alat ukur data penelitian (Fred. N kerlinger, 1973).
Definisi
teoretis dari reliabilitas adalah proporsi keragaman skor tes yang disebabkan
oleh keragaman sistematis dalam populasi peserta tes. Jika terdapat keragaman
sistematis yang lebih besar dalam suatu populasi dibanding dengan populasi
lainnya, seperti dalam semua siswa sekolah negeri dibandingkan hanya dengan
kelas tertentu, tes akan mempunyai reliabilitas lebih besar untuk populasi yang
lebih bervariasi. Reliabilitas adalah karakteristik bersama antara tes dan
kelompok peserta tes. Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan
kelompok lainnya.
Uno, dkk.
memberikan penekanan pada pengertian reliabilitas sebagai konsistensi
tes. Yaitu, seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran
berikutnya. Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang diinginkan, artinya kemampuan alat tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama.
Sehingga
berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disampaikan bahwa,
reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes
tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes
yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi
yang signifikan. Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien reliabilitas
yang bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya semakin mendekati
1 maka semakin reliabel dan sebaliknya. Pada umumnya para ahli memberikan
standar minimal koefesien reliabilitas sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam
pendidikan, kegiatan pengukuran tentunya tidak berhubungan dengan objek fisik
seperti ukuran gedung, meja, tinggi badan, dan lain-lain. Kegiatan pengukuran
yang lebih sering dilakukan lebih bersifat non fisik, seperti intelegensi,
bakat dan minat, perilaku, persepsi siswa, atau hasil belajar siswa. Dan
untuk mengukur dimensi tersebut kita memerlukan instrumen tes yang benar-benar
reliabel.
Jenis-Jenis Reliabilitas
Kerlinger
(1986) mengemukakan reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu
stability, dependability, dan predictability. Stability menunjukkan keajekan
suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda.
Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat
diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk meramalkan hasil
pada pengukuran gejala selanjutnya.
Menurut perhitungan product-moment dari pearson, ada tiga macam reliabilitas, yaitu
- Koefisien stabilitas (coefficient of stability) adalah jenis reliabilitas yang menggunakan teknik test and retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda. Cara memperoleh koefisien stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang berbeda.
- Koefisien konsistensi internal (coefficient of internal consistency) adalah reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua. Teknik ini sering juga disebut split-half method.
- Koefisien ekuivalen (coefficient of equivalence) adalah jika mengorelasikan dua buah tes yang paralel pada kelompok dan waktu yang sama. Mertode yang digunakan untuk memperoleh koefisien ekuivalen adalah metode dengan menggunakan dua buah bentuk tes yang paralel (equivalen) atau disebut equivalence forms method.
Pengujian Reliabilitas
Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara
eksternal dilakukan dengan cara tes-retes, equivalen, dan gabungan. Secara
internal dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrument.
Reliabilitas Eksternal
a)
Tes-Retes
Secara
sederhana tes-retest dapat diartikan: Test-retest is an obvious to
estimate the reliability of a test is to the same group of individuals on two
occasions and correlate the two sets of scores. Dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini
instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.
b)
Ekuivalen
Pengujian
reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.
Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data
instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalen. Peneliti
mengkorelasikan hasil-hasil secara bergantian dari tes yang dilakukan pada
individu yang sama. Jika dua bentuk dilakukan pada waktu yang sama, hasil
koefisien reliabilitas disebut dengan koefisien ekivalen
c)
Gabungan (Split-Half)
Pengujian reliabilitas
ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa
kali ke responden yang sama. Jadi cara ini gabungan dari kedua cara diatas.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah
itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara
silang.
Reliabilitas Internal
Teknik
perhitungannya tergantung pada banyaknya belahan, bentuk, serta sifat alat
ukurnya. Beberapa teknik yang sering digunakan untuk menentukan koefisien
reliabilitas dengan metode tes tunggal ini antara lain: Formula-formula Kuder
Richardson (KR20 dan KR21), Formula Spearman-Brown, Formula Rulon, Formula
Alpha, Formula C. Hoyt, Formula Analisis Varians, Formula Kristof, Formula
Flanagan, dan sebagainya.
A.
Rumus Spearman Brown
Rumus yang
digunakan dalam hal ini adalah rumus Spearman-Brown (Arikunto, Rumus Flanagan
Rumus Flanagan memiliki syarat diantaranya data yang digunakan merupakan
instrumen dengan skor 1 dan 0 jumlah butir pertanyaan genap.
Langkah: skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian
soal, ganjil-genap.
B.
Flanagan
Reliabilitas
pada formula Flanagan tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara
belahan I dengan belahan II. Dasar dari formula Flanagan adalah jumlah kuadrat
deviasi (varians) pada tes belahan I, jumlah kuadrat (varians) deviasi pada tes
belahan II, dan jumlah kuadrat deviasi (varians) skor total.
C.
Rumus Rulon
Rumus Rulon
(belah dua Awal-Akhir). Bila menggunakan rumus yang tergolong pada teknik belah
dua ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu butir pertanyaan harus genap
dan antara belahan pertama dan kedua harus seimbang. Menurut Rulon
reliabilitas dapat dipandang dari adanya selisih skor yang diperoleh oleh responden
pada belahan pertama dengan belahan kedua. Selisih tersebut yang menjadi sumber
variasi error sehingga bila dibandingkan dengan variasi skor akan dapat menjadi
dasar untuk melakukan estimasi reliabilitas tes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar