A. TUJUAN ANALISIS BUTIR SOAL
Tujuan
analisis butir soal tes adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri, mutu butir tes,
serta hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan penggunaan
tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Dengan dilakukannya analisis
butir, maka dapat digunakan: (1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir
tes, (2) untuk tersedianya informasi tentang spesifikasi butir soal, (3 )untuk
segera dapat diketahui masalah yang terkandung dalam butir soal, (4) untuk atau
bank soal, (5) untuk memperoleh informasi tentang butir soal.
B. ANALISIS TINGKAT KESULITAN
Tingkat kesulitan tes menunjukkan
seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes yang telah diselenggarakan. Dengan
analisis tingkat kesulitan dapat diungkap secara umu, apakah tes tergolong
terlalu mudah, mudah, sedang, sulit, atau terlalu sulit. Tingkat kesulitan pada
dasarnya merupakan perbandingan antara jumlah jawaban benar yang dapat
diberikan oleh siswa dengan jumlah seluruh peserta tes. Semakin besar jumlah
peserta tes yang mampu nenjawab suatu butir tes yang benar, semakin mudah butir
tes yang bersangkutan. Demikian pula sebaliknya. Untuk rumus yang dipakai adalah:
I =
|
B
|
N
|
B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N =Banyaknya peserta yang mengikuti tes
Menurut
keiteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan sebagai
berikut :
- · Soal dengan P 0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.
- · Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal kategori sedang.
- · Soal dengan P 0,71 – 1,00 adakah soal kategori mudah.
C. ANALISIS DAYA PEMBEDA
Daya pembeda
atau tingkat diskriminasi merupakan ciri butir tes yang digunakan untuk
menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemampuan antara kelompok peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah. Dengan pernyataan lain,
daya pembeda menjawab persoalan seberapa besar suatu butir soal tes dapat
membedakan antara peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah. Dasar dan acuan
pertimbangan adalah logika bahwa peserta tes dari kelompok atas seharusnya dapat
menjawab dengan benar yang lebih banyak daripada kelompok bawah. Semakin tinggi
daya pembeda suatu butir tes, semakin tinggi pula kemampuannya untuk membedakan
peserta yang pandai (kelompok atas) daripada yang kurang/tidak pandai (kelompok
bawah).
Berikut adalah
rumusnya:
TB
|
–
|
RB
|
T
|
T
|
PT
=Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang
mwmpunyai kemampuan tinggi
PR
=Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang
mwmpunyai kemampuan rendah
TB
=Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi
T
=Jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
RB
=Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan rendah
R
=Jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
KATEGORI
DAYA BEDA BUTIR SOAL:
0,70-1,00=
Baik Sekali
0,40-0,69=
baik
0,20-0,39=
Cukup
0,00-0,19=
Jelek
-1.00 -
0,00=jelek sekali
D. ANALISIS SOAL ESAI
Analisis
tingkat kesulitan dan daya pembeda diatas, hanya dapat diterapkan pada jenis
soal objektif. Sedangkan untuk jenis soal esai, digunakan rumus Noll dan kawan kawannya.
E. ANALISIS PENGECOH
Analisis
butir ini didasari pada suatu pemikiran, bahwa harus ada perbedaan frekuensi
jawaban antara siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah. Untuk setiap
alternatif jawaban betul, kelompok atas harus memilih secara lebih banyak
karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar
kecilnya indeks daya pembeda. Sebaliknya, alternatif-alternatif jawaban
merupakan pengecoh, kelompok rendah harus memilih secara lebih banyak. Oleh
karena itu, pengecoh yang baik adalah yang dapat dihindari oleh anak-anak yang
pandai dan terpilih oleh anak-anak yang kurang pandai, jangan sampai terjadi
sebaliknya. Disamping itu, semua alternatif jawaban yang di sediakan harus ada
siswa yang memilihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar