Kamis, 16 Mei 2019

Evaluasi Pembelajaran Bahasa


Evaluasi pengajaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari hasil pengajaran atau dari sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi setidaknya ada dua kegiatan, yaitu mengukur dan menilai. Evaluasi yang pertama merupakan kegiatan yang bersifat kuantitatif, sedangkan yang kedua merupakan kegiatan yang bersifat kualitatif.
            Secara umum dapat dikemukakan bahwa testing bahasa (language testing) secara garis besar dibagi atas empat kelompok yaitu 1) proficiency, 2) placement, 3) diagnosis, 4) achievement. Sedangkan, untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar, yakni dengan criterion-referenced test dan norm referenced test.
1)      Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan berganda, yang menuntut siswa agar dapat melakukan identifikasi tentang fakta, defenisi, dan contoh-contoh yang betul (correct)
2)      Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.
3)      Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang keliru, konklusi, atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan matcing (menjodohkan) yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan, penerapan, langkah-langkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay (open ended) yang menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata sendiri dan contoh-contoh.
            Pengujian validitas tes, reliabilitas tes, dan uji signifikansinya juga hal yang penting dilakukan. Rangkaian pengujian alat evaluasi ini bermakna diterima atau tidaknya sebuah instrumen pengujian. Banyak diantara pengajar bahasa yang menganggap bahwa tes bahasa tidak memerlukan tahapan pengujian yang sering dipandang rumit. Hal tersebut amat disayangkan apabila dikaitkan dengan manfaat dari sistem pengujian itu.
            Paparan umum evaluasi tentu saja berlaku untuk tes bahasa, termasuk dalamnya tes bahasa Indonesia. Dalam pengujian instrument evaluasi pengajaran bahasa Indonesia, setidaknya uji empirik bisa dilakukan secara sederhana namun tetap memenuhi kriteria alat evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan

Kamis, 09 Mei 2019

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Belajar Mengajar


Pemilihan strategi pembelajaran memuat dua hal penting, yakni pemilihan strategi belaajr yang harus dilakukan peserta didik dan pemilihan strategi mengajar yang harus dilakukan pengajar. Strategi belajar mengacu pada perilaku dan orises veroikir ang digunakan peserta didik yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Sedangkan, strategi mengajar berkaitan dengan pendekatan, metode, dan teknik yang dikuasai dan digunakan pengajar dalam pembelajaran.
 
A.    KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, pengajar harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik itu antara lain sebagai berikut: kematangan mental dan kecakapan intelektual; kondisi fisik dan kecakapan psikomotor; umur; dan jenis kelamin.
 
B.     KOMPETENSI DASAR YANG DIHARAPKAN
Kompetensi dasar adalah pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu. Strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Kompetensi tersebut merupakan titik tolak penentuan strategi yang akan digunakan.
 
C.    BAHAN AJAR
Bahan ajar merupakan seoerangkat informasi yang diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benr merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya. Secara umum, sifat bahan ajar dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Dengan memperhatikan sifat bahan ajar, pengajar harus cermat memilih strategi yang akan digunakan. 
 
D.    WAKTU YANG TERSEDIA
Sebagaimana diketahui, dalam kurikulum pembelajaran bahasa yang berlaku saat ini, terdapat sehumlah kompetensi dasr yang harus dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun ajaran. Melalui perhitungan waktu dalam satu tahun ajaran berdasarkan waktu-waktu efektif pembelajaran bahasa, rata-rata lima jam pelajara/minggu untuk mencapai dua atau tiga kompetensi dasar. Pencapaian kompetensi tersebut harus dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan strategi yang disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 
 
E.     SARANA/PRASANA BELAJAR
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan. Yang dimaksud dengan sarana belajar adalah segala sesuatu yang langsung dapat dipakai peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. Misalnya, buku paket, kamus, ensiklopedia, peta, alat peraga. Sedangkan, prasarana adalah segala sesuatu yang meruapakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana belajar bahasa, misalnya laboratium bahasa, ruang belajar, kelas yang luas, podium, dan lain-lain.
 
F.     KEMAMPUAN/KECAPAKAN PENGAJAR MEMILIH DAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mempersiapkan peserta didik untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah. Agar interaksi dapat bermakna bagi peserta didik dan dapat mencapai kompetensi dasar tertentu, pengajar dituntut untuk lebih memiliki kemampuan atau kecakapan dalam menjalankan profesionalismenya. Di samping memiliki kemampuan penguasaan keilmuan pengajar juga harus memiliki kemampuan dan penguasaan memilih dan menerapkan strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode, dan teknik secara baik.

Rabu, 08 Mei 2019

Pengolahan Skor Mentah dalam Kegiatan Asesmen Pembelajaran Bahasa


Penilaian (dalam arti khusus) pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Hasil belajar merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan “Apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.
 
ACUAN PENILAIAN
Dilihat dari perencanaan tes dan penafsiran hasil tes, pengukuran dalam bidang pendidikan bisa berdasarkan pada acuan norma atau kriteria/patokan. Kedua ini menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan seseorang. Asumsi yang berbeda akan menghasilkan informasi yang berbeda. Penilian Acuan Norma berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi normal. Penilaian Acuan Patokan berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda.
 
1.      Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan skor hasil tes siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapkan, yang akan dijadikan standar kelulusan atau pemberian nilai tertentu. Patokan yang dipakai dalam PAP bersifat tetap, maka standar penilaian ini disebut juga standar mutlak. Penilian Acuan Pokok ini dapat digunakan apabila dasar pemikiran yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan adalah asumsi pendagogik. Dalam mengolah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan dapat menggunakan empat jenis skala, yaitu PAP Skala Lima; PAP Skala Sembilan; PAP Skala Sepuluh; dan PAP Skala Sebelas.
 
2.      Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilian Acuan Norma (PAN) adalah suatu norma yang disusun secara relatif berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh para pengikut dalam suatu tes. Dengan demikian, skor standar yang dicapai oleh siswa yang didasarkan norma relatif ini mencerminkan status individu di dalam kelompok. Penilaian dengan acuan ini dapat digunakan apabila pendidik menghadapi kurikulum yang bersifat dinamis, artinya materi pelajaran yang dikembangkan selalu berubah sesuai dengan tuntutan lingkungan dan zaman, sehingga pendidik agak sulit menetapkan kriteria ‘benar’ dan ‘salah’ secara kaku. Pedoman yang dipergunakan untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar pada PAN didasarkan pada atas Mean dan Standar Deviasi. Mean dan Standar Deviasi tersebut dicari dengan mempergunakan rumus statistik berdasarkan distribusi mentah yang dicapai oleh para pengikut tes. Penilain dengan menggunakan Acuan Norma dapat dibeda-bedakan menurut jenis skala yang diperguanakan yaitu sebagai berikut: PAN Skala Lima; PAN Skala Sembilan; PAN Skala Sepuluh; dan PAN Skala Sebelas.

Kamis, 02 Mei 2019

Tugas dan Peran Pengajar dan Pembelajar


TUGAS DAN PERAN PENGAJAR DAN PEMBELAJAR
          Tugas pengajar merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus. Tugas pengajar sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada pembelajar.
          Tugas pengajar di tempat mengajar harus selalu dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para pembelajarnya. Tugas pengajar dalam bidang kemasyarakatan adalah pengajar yang berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila. Tugas pembelajar yang utama adalah belajar, pemimpin bertugas memimpin, dan pengajar mendampingi pembelajar agar mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin berikutnya.
          Untuk menjadi pembelajar yang baik dan agar dapat mencapai suatu tujuan akhir pembelajaran, seorang pembelajar harus melakukan tugas-tugas tertentu, yaitu: (1) membuat jadwal dan melaksanakan jadwal; (2) membaca dan membuat catatan; (3) mengulangi bahan pelajaran; (4) berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas.

Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...