Evaluasi pengajaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari hasil pengajaran atau dari sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi setidaknya ada dua
kegiatan, yaitu mengukur dan menilai. Evaluasi yang pertama merupakan kegiatan
yang bersifat kuantitatif, sedangkan yang kedua merupakan kegiatan yang
bersifat kualitatif.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa testing bahasa (language testing)
secara garis besar dibagi atas empat kelompok yaitu 1) proficiency, 2)
placement, 3) diagnosis, 4) achievement. Sedangkan, untuk mengubah skor mentah
menjadi skor standar, yakni dengan criterion-referenced test dan norm
referenced test.
1)
Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya, dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan berganda, yang menuntut siswa agar dapat
melakukan identifikasi tentang fakta, defenisi, dan contoh-contoh yang betul
(correct)
2)
Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya, dengan
pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk mengungkapkan
jawaban-jawaban yang unik.
3)
Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menuntut identifikasi terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang
keliru, konklusi, atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan matcing
(menjodohkan) yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan, penerapan,
langkah-langkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay (open ended) yang
menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata sendiri dan
contoh-contoh.
Pengujian validitas tes, reliabilitas tes, dan uji signifikansinya juga hal
yang penting dilakukan. Rangkaian pengujian alat evaluasi ini bermakna diterima
atau tidaknya sebuah instrumen pengujian. Banyak diantara pengajar bahasa yang
menganggap bahwa tes bahasa tidak memerlukan tahapan pengujian yang sering
dipandang rumit. Hal tersebut amat disayangkan apabila dikaitkan dengan manfaat
dari sistem pengujian itu.
Paparan umum evaluasi tentu saja berlaku untuk tes bahasa, termasuk
dalamnya tes bahasa Indonesia. Dalam pengujian instrument evaluasi pengajaran
bahasa Indonesia, setidaknya uji empirik bisa dilakukan secara sederhana namun
tetap memenuhi kriteria alat evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan