Rabu, 01 November 2017

Pendekatan Linguistik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Linguistik

Linguistik berarti ilmu bahasa. Ilmu bahasa adalah ilmu yang objeknya bahasa. Bahasa di sini maksudnya adalah bahasa yang digunakan sehari-hari (atau fenomena lingual). Karena bahasa dijadikan objek keilmuan maka ia mengalami pengkhususan, hanya yang dianggap relevan saja yang diperhatikan (diabstraksi). Jadi yang diteliti dalam linguistik atau ilmu bahasa adalah bahasa sehari-hari yang sudah diabstraksi, dengan demikian anggukan, dehem, dan semacamnya bukan termasuk objek yang diteliti dalam linguistik.
Linguistik modern berasal dari Ferdinand de Saussure, yang membedakan languelangage, dan parole (Verhaar, 1999).artinya ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja tetapi juga menyangkut bahasa pada umumnya. Dengan memakai istilah de Saussure, dapat dirumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi juga langage, yaitu bahasa pada umumnya.
Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Akhadiah dkk. (1991: 1).
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. BSNP (2006)


Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia

Perjalanan pembelajaran bahasa Indonesia (PBI) tidak dapat dilepaskan dari kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia dan perkembangan studi linguistik dunia. Berkaitan dengan perkembangan linguistik dunia, dalam praktiknya selalu terlambat diikuti oleh PBI di Indonesia.
Pada awal kemerdekaan, PBI dilaksanakan berdasarkan pendekatan materi. Pendekatan seperti itu tentu bertolak pada kebiasaan pembelajaran bahasa Belanda yang dilakukan di Indonesia pada zaman Penjajahan. Tentu pembelajaran bahasa Belanda pada saat itu sangat dipengaruhi oleh Linguistik tradisional yang berkembang pesat di Eropa. Kurikulum sejak zaman kemerdekaan berganti dengan kurikulum 1968 kondisinya masih tetap sama.
Pada 1975, kurikulum berubah. PBI tidak lagi menggunakan pendekatan tradisional yang berbasis penguasaan materi tetapi berubah ke PBI berbasis pada tujuan. Setelah kurikulum 1975 dievaluasi diganti dengan kurikulum 1984. Dengan surutnya kurikulum 1984, pemerintah mengganti dengan kurikulum 1994. Kurikulum 1994 juga disempurnakan, hasil penyempurnaannya adalah berupa kurikulum 2004.
Namun, beberapa saat kemudian muncul nama baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disahkan oleh Mendiknas dan diberlakukan mulai tahun 2006. Setelah KTSP 2006 dipandang perlu disempurnakan, pada 2013 mulai diberlakukan kurikulum baru.
Pendekatan Linguistik Tradisional dalam PBI
Asumsi linguistik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat disebutkan sebagai berikut :
a.       Studi bahasa didasarkan pada studi filsafat.
b.       Studi bahasa bertolak dari bahasa tulis.
c.       Berbahasa harus benar berdasarkan kaidah.
Secara khusus linguistik tradisional telah berhasil membuat kelas kata yang juga disebut penjenisan kata. Pembagian jenis kata secara tradisional meliputi : Jenis Kata Nosional (Kata benda, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata seru) dan Jenis Kata Relasional (Kata sifat/ keadaan, kata keterangan, kata sambung/ penghubung, kata depan, kata sandang). Selain itu, linguistik tradisional juga memiliki kontribusi besar dalam ruang lingkup sintaksis. Sintaksis atau ilmu tata kalimat memiliki cakupan pembahasan berupa frasa, klosa, dan kalimat.
Pendekatan Linguistik Struktural dalam PBI
Linguistik struktural di pelopori oleh Ferdinan de Sausure. Sejak linguistik struktural berkembang dan berdiri sebagai disiplin ilmu yang otonom, pengaruh linguistik tradisional terhadap kajian bahasa dan pembelajaran bahasa mulai pudar, pengaruh linguistik struktural semakin menguat.
Identifikasi bahasa berdasarkan linguistik struktural yang dianggap sebagai hasil penting dari linguistik struktural adalah teori dikotomi bahasa. Artinya, bahwa bahasa dapat dikotomikan secara berpasang-pasangan, seperti :
a.       Langue dan Parole
b.        Paradigmatik dan Sintagmatik
c.       Sinkronik dan Diakronik 
Pendekatan PBI Secara Komunikatif
Pendekatan pengajaran bahasa berdasarkan teori pragmatik, sebelumnya menimbulkan pro dan kontra. Pendapat yang kontra menyatakan bahwa studi bahasa secara pragmatik berada di luar ruang lingkup kajian linguistik. Bagi kelompok yang pro bahwa kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian bahasa secara linguistik.
Menurut Pranomo (2015: 64) dari pendapat yang pro dan kontra tersebut, sependapat bahwa kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik. Kedua-duanya mengkaji bahasa. Linguistik mengkaji secara internal tanpa memperhatikan aspek eksternal, sedangkan pragmatik mengkaji bahasa dari aspek eksternal, tetapi sebenarnya tidak dapat melepaskan diri dari aspek internal bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...