Linguistik
Linguistik berarti ilmu bahasa. Ilmu bahasa adalah ilmu
yang objeknya bahasa. Bahasa di sini maksudnya adalah bahasa yang digunakan
sehari-hari (atau fenomena lingual). Karena bahasa dijadikan objek keilmuan
maka ia mengalami pengkhususan, hanya yang dianggap relevan saja yang
diperhatikan (diabstraksi). Jadi yang diteliti dalam linguistik atau ilmu
bahasa adalah bahasa sehari-hari yang sudah diabstraksi, dengan demikian
anggukan, dehem, dan semacamnya bukan termasuk objek yang diteliti dalam
linguistik.
Linguistik modern berasal dari Ferdinand de Saussure, yang
membedakan langue, langage, dan parole (Verhaar,
1999).artinya ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja
tetapi juga menyangkut bahasa pada umumnya. Dengan memakai istilah de Saussure,
dapat dirumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja,
tetapi juga langage, yaitu bahasa pada umumnya.
Pembelajaran
Bahasa
Pembelajaran
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di
sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa
memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat
menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan
berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Akhadiah dkk. (1991: 1).
Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya,
sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa,
serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi
lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. BSNP (2006)
Kurikulum yang Pernah Berlaku di
Indonesia
Perjalanan
pembelajaran bahasa Indonesia (PBI) tidak dapat dilepaskan dari kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia dan perkembangan studi linguistik dunia. Berkaitan
dengan perkembangan linguistik dunia, dalam praktiknya selalu terlambat diikuti
oleh PBI di Indonesia.
Pada awal
kemerdekaan, PBI dilaksanakan berdasarkan pendekatan materi. Pendekatan seperti
itu tentu bertolak pada kebiasaan pembelajaran bahasa Belanda yang dilakukan di
Indonesia pada zaman Penjajahan. Tentu pembelajaran bahasa Belanda pada saat
itu sangat dipengaruhi oleh Linguistik tradisional yang berkembang pesat di
Eropa. Kurikulum sejak zaman kemerdekaan berganti dengan kurikulum 1968
kondisinya masih tetap sama.
Pada 1975,
kurikulum berubah. PBI tidak lagi menggunakan pendekatan tradisional yang berbasis
penguasaan materi tetapi berubah ke PBI berbasis pada tujuan. Setelah kurikulum
1975 dievaluasi diganti dengan kurikulum 1984. Dengan surutnya kurikulum 1984,
pemerintah mengganti dengan kurikulum 1994. Kurikulum 1994 juga disempurnakan,
hasil penyempurnaannya adalah berupa kurikulum 2004.
Namun,
beberapa saat kemudian muncul nama baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang disahkan oleh Mendiknas dan diberlakukan mulai tahun
2006. Setelah KTSP 2006 dipandang perlu disempurnakan, pada 2013 mulai
diberlakukan kurikulum baru.
Pendekatan Linguistik Tradisional dalam
PBI
Asumsi
linguistik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat disebutkan sebagai berikut :
a.
Studi
bahasa didasarkan pada studi filsafat.
b.
Studi
bahasa bertolak dari bahasa tulis.
c.
Berbahasa
harus benar berdasarkan kaidah.
Secara khusus
linguistik tradisional telah berhasil membuat kelas kata yang juga disebut
penjenisan kata. Pembagian jenis kata secara tradisional meliputi : Jenis
Kata Nosional (Kata benda, kata kerja, kata ganti, kata
bilangan, kata seru) dan Jenis Kata Relasional (Kata
sifat/ keadaan, kata keterangan, kata sambung/ penghubung, kata
depan, kata sandang). Selain itu, linguistik tradisional juga memiliki
kontribusi besar dalam ruang lingkup sintaksis. Sintaksis atau ilmu tata
kalimat memiliki cakupan pembahasan berupa frasa, klosa, dan kalimat.
Pendekatan Linguistik Struktural dalam
PBI
Linguistik
struktural di pelopori oleh Ferdinan de Sausure. Sejak linguistik struktural
berkembang dan berdiri sebagai disiplin ilmu yang otonom, pengaruh linguistik
tradisional terhadap kajian bahasa dan pembelajaran bahasa mulai pudar,
pengaruh linguistik struktural semakin menguat.
Identifikasi
bahasa berdasarkan linguistik struktural yang dianggap sebagai hasil penting
dari linguistik struktural adalah teori dikotomi bahasa. Artinya, bahwa bahasa
dapat dikotomikan secara berpasang-pasangan, seperti :
a. Langue dan Parole
b. Paradigmatik dan Sintagmatik
c. Sinkronik dan Diakronik
Pendekatan
PBI Secara Komunikatif
Pendekatan
pengajaran bahasa berdasarkan teori pragmatik, sebelumnya menimbulkan pro dan
kontra. Pendapat yang kontra menyatakan bahwa studi bahasa secara pragmatik
berada di luar ruang lingkup kajian linguistik. Bagi kelompok yang pro bahwa
kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian bahasa secara
linguistik.
Menurut
Pranomo (2015: 64) dari pendapat yang pro dan kontra tersebut, sependapat bahwa
kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik.
Kedua-duanya mengkaji bahasa. Linguistik mengkaji secara internal tanpa
memperhatikan aspek eksternal, sedangkan pragmatik mengkaji bahasa dari aspek
eksternal, tetapi sebenarnya tidak dapat melepaskan diri dari aspek internal
bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar