Rabu, 27 Maret 2019

Asesmen Keterampilan Berbahasa dan Bersastra

  • ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA
1.  Asesmen Keterampilan Mendengarkan

            Mendengarkan merupakan kemampuan yang memungkinkaan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa secara lisan. Kemampuan mendengarkan terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Asesmen mendengarkan lebih banyak diarahkan pda kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan.
Tingkatan asesmen kemampuan mendengarkan dapat digolongkan atas: a). Asesmen mendengarkan tingkat ingatan b.) Asesmen mendengarkan tingkat pemahaman c.) Asesmen mendengarkan tingkat penerapan d.) Asesmen mendengarkan tingkat analisis e.)  Asesmen mendengarkan tingkat sintesis. f.)  Asesmen mendengarkan tingkat evaluasi

            Beberapa bentuk asesmen mendengarkan yaitu 1) identifikasi peristiwa atau kejadian; 2) identifikasi tema cerita; 3) identifikasi topik percakapan; 4) menjawab pertanyaan wacana; 5) merumuskan inti wacana; 6) menceritakan kembali.

2.  Asesmen Keterampilan Berbicara
           Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Bentuk-bentuk asesmen berbicara yaitu 1) berbicara singkat berdasarkan gambar; 2) wawancara; 3) menceritakan kembali; 4) pidato/berbicara bebas; 5) percakapan terpimpin; 6) diskusi.

3.  Asesmen Keterampilan Membaca

            Membaca merupakan suatu proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam pembelajaran bahasa adalah kemampuan memahami isi bacaan. Taksonomi membaca dibagi menjadi:

1)  Membaca literal meliputi pengetahuan dan pemahaman
2)  Membaca interpretatif meliputi terapan.
3)  Membaca kreatif/kritis meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi.

            Beberapa bentuk pengukuran kemampuan membaca yang dapat digunakan guru yaitu a) tes “Cloze”; b) membaca sekilas; c) membaca teknik; d) menjawab pertanyaan bacaan; e) meringkas isi bacaan; f) kritik terhadap tulisan.

4.  Asesmen Keterampilan Menulis

            Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Dalam menulis dilibatkan berbagai aspek kebahasaan yang meliputi: penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembangan model karangan. Bentuk-bentuk asesmen kemampuan menulis: 1) tes unsur-unsur kemampuan menulis; 2) menulis reproduksi; 3) menulis produksi.

  • ASESMEN ASPEK KESASTRAAN
            Asesmen penguasaan aspek kesastraan dapat disusun secara bertingkat mulai dari tingkat ingatan sampai dengan evaluasi. Penilaian unjuk kerja kesastraan siswa sebagai hasil pembelajaran juga dilakukan lewat keempat kemampuan bahasa tersebut, baik secara aktif-reseptif maupun aktif-produktif.

1.  Asesmen Keterampilan Mendengarkan

            Kemampuan mendengarkan adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media tertentu. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diberi tugas untuk mendengarkan tuturan bahasa, entah yang berwujud penuturan langsung ataupun penuturan lewat media elektronika tertentu, kemudian diminta untuk menampilkan hasil pemahamannya dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu.

2.  Asesmen Keterampilan Berbicara

            Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara lisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta untuk menampilkan kemampuan apresiasi sastranya secara lisan. Tugas ini dapat dilakukan misalnya dengan cara mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang diperdengarkan dan atau yang dibaca dan kemudia diikuti tugas berdiskusi.

3.  Asesmen Keterampilan Membaca

            Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat tulisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta membaca, memahami, dan kemudian menunjukkan hasil pemahamannya terhadap teks-teks kesastraan dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu. Pelaksanaan asesmen kemampuan membaca dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara khusus yang senaja dirancang untuk maksud itu.

4.  Asesmen Keterampilan Menulis

            Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Untuk menulis sebagai tugas tes kesastraan, siswa jyga harus benar-benar diharuskan menulis. Secara umum ada dua macam tugas menulis yang dapat diberikan, yaitu (1) menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesastraan, dan (2) menulis kreatif.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...