Kamis, 28 Maret 2019

Pengertian dan Klasifikasi Strategi Pembelajaran Bahasa

        Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Yang dapat diangap berkaitan langsung dengan perngetian strategi dalampengajaran bahasa ialah bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

            Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Proses belajar itu terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahapan informasi,transformasi,dan evaluasi. Yang dimaksud dengan informasi adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip stuktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Trnasformasi adalah proses pengalihan atau perpindahan prinsip-prinsip struktur tadi kedalam diri anak. Proses transformasi itu melalui infomasi. Namun, informasi itu harus dianalisis, diubah taua ditransformasikan kedalam bentuk yan lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan dalam tataran yang lebih luas. Dalam hal ini, perannan dan bantuan mengaar sangat diperlukan. 

            Sebagai contoh, strategi pembelajaran bahasa indonesia yaitu pola keterampilan pembelajaran yang dipilih dosen atau pengajar untuk melaksanakan program pembelajaran keterampilan berbahasa indonesia. Penciptaan suasana pembelajaran yang baik memungkinkan peserta didik melakukan aktifitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. 

            Salah satu tugas pengajar dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Hal ini berimplikasi bahwa seseorang pengajar harus memahami dan menguasai berbagai jenis stratrgi pembelajaran. Berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran (kompponen tujuan pengajaran, pengajar, peserta didik, media pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran,  dan faktor administrasi), strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan komponen yang maendapat tekanan dalam pengajaran. Berdasarkan hal itu dapatdibedakan strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar, berpusat pada peserta didik, dan berpusat pada materi pengajaran. Disamping itu, kegiatan juga berdasar pada engolahan pesan atau materi. Berdasarkan kegiatan itu, strategi pembelajaran dapat dibedakan atas strategi pembelajaran ekspositoris dan strategi pembelajaran heoristik atau kurioristik. Berdasarkan cara pengolahan atau cara memproses pesan atau materi, dapat dibagi atas strategi pembelajaran deduksi dna strategi pembelajaran induksi. Berdasarkan cara memproses penemuan, strategi pembelajaran dapat dibedakan atas strategi pembelajaran ekspositoris dan penemuan (discovery). 

            Dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menjalakan tugasnya itu sangat dipengaruhi oleh pendekatan pengajar terhadap pendidikan. Sebuah strategi pembelajaran yang dipilih dengan pendekatan tertentu memerlukan seperangkat metode atau teknik penyajian tertentu untuk melaksanakannya. Selanjutnya, untuk melaksanakan teknik penyajian itu diperlukan pula seperangkat keterampilan yang relevan. 

            Setiap strategi pembelajaran dan teknik penyajiannya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga strategi pembelajaran yang paling tepat untuk setiap mata pelajaran dan peserta didik sukar untuk ditemukan. Begitu pula, akan sangat sukarmenggunakan salah satu teknik penyajian pelajaran secara murni. 

            Sebuah strategi pembelajaran dikatakan baik bila sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan pengajar, dengan peserta didik, serasi dengan besarnya kelompok,sesuai dengan waktu pelaksanaannya, dan didukung oleh fasilitas atau media pendidikan yang tersedia. 

            Dari beberapa penjelasan terdahul dapat diambil kesimpulan bahwa strategi belajar metakognitif, dan sosio afektif menurut O’Malley dkk. Meliputi aspek seperti advence organizer,perhatian yang diarahkan, perhatian terpilih, management diri sendiri, perencanaan fungsional, monitor diri sendiri, produksi tertunda, dan evaluasi diri. 

            Sedangkan beberapa kegiatan yang masuk strategi kognitif adalah pengulangan, sumber,penerjemahan, pengelompokkan, pencatatan, deduksi, kombinasi kembali, pembayangan, representasi pendengaran, kata kunci, kontekstualisasi, elaborasi, transfer, dan infrensi. 

            Yang berkenaan dengan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran, kriteriannya dapat diklasifikasikan berdasarkan tahapan komponen yang mendapat tekanan dalam program pembelajaran, kegiatan pengolahan pesan atau materi, cara pengolahan/memproses pesan atau materi; dan cara memproses penemuan. 

            Strategi pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan komponen yang mendapat tekanan atau diutamakan dalam program pengajaran. Dalam hal ini, dikenal 3 macam strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar, strategi yang berpusatpada peseta didik, dan strategi yang berpusat pada materi pengajaran. 

            Berdasarkan jenis kegiatan pengolahan pesan atau materi maka strategi pembelajaran dapat dibedakan dalam dua jenis: strategi pembelajaran ekspositoris; pengajar megolah secara tuntas pesan atau materi sebelum  disampaikan dikelas sehinga peserta didik tinggal menerima saja, dan strategi pembelajaran heuristik dan furioristik; peserta didik mengolah sendiri pesan atau materi dengan pengarahan dari pengajar. 

            Strategi pembelajaran dapat pula dilihat dari cara pengolahan atau memproses pesan atau materi. Dari segi ini, strategi pembelajaran dapat dibedakan dalam dua jenis: stategi pembelajaran deduksi; pesan diolah mulai dari umum menuju kepada hal khusus, dari hal-hal yangabstrak kepada hal-hal  yang konkret, darikonsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret, dan strategi pembelajaran induksi; pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris individual menuju kepada konsep yang bersifat umum.  

Rabu, 27 Maret 2019

Asesmen Keterampilan Berbahasa dan Bersastra

  • ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA
1.  Asesmen Keterampilan Mendengarkan

            Mendengarkan merupakan kemampuan yang memungkinkaan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa secara lisan. Kemampuan mendengarkan terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Asesmen mendengarkan lebih banyak diarahkan pda kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan.
Tingkatan asesmen kemampuan mendengarkan dapat digolongkan atas: a). Asesmen mendengarkan tingkat ingatan b.) Asesmen mendengarkan tingkat pemahaman c.) Asesmen mendengarkan tingkat penerapan d.) Asesmen mendengarkan tingkat analisis e.)  Asesmen mendengarkan tingkat sintesis. f.)  Asesmen mendengarkan tingkat evaluasi

            Beberapa bentuk asesmen mendengarkan yaitu 1) identifikasi peristiwa atau kejadian; 2) identifikasi tema cerita; 3) identifikasi topik percakapan; 4) menjawab pertanyaan wacana; 5) merumuskan inti wacana; 6) menceritakan kembali.

2.  Asesmen Keterampilan Berbicara
           Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Bentuk-bentuk asesmen berbicara yaitu 1) berbicara singkat berdasarkan gambar; 2) wawancara; 3) menceritakan kembali; 4) pidato/berbicara bebas; 5) percakapan terpimpin; 6) diskusi.

3.  Asesmen Keterampilan Membaca

            Membaca merupakan suatu proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam pembelajaran bahasa adalah kemampuan memahami isi bacaan. Taksonomi membaca dibagi menjadi:

1)  Membaca literal meliputi pengetahuan dan pemahaman
2)  Membaca interpretatif meliputi terapan.
3)  Membaca kreatif/kritis meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi.

            Beberapa bentuk pengukuran kemampuan membaca yang dapat digunakan guru yaitu a) tes “Cloze”; b) membaca sekilas; c) membaca teknik; d) menjawab pertanyaan bacaan; e) meringkas isi bacaan; f) kritik terhadap tulisan.

4.  Asesmen Keterampilan Menulis

            Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Dalam menulis dilibatkan berbagai aspek kebahasaan yang meliputi: penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembangan model karangan. Bentuk-bentuk asesmen kemampuan menulis: 1) tes unsur-unsur kemampuan menulis; 2) menulis reproduksi; 3) menulis produksi.

  • ASESMEN ASPEK KESASTRAAN
            Asesmen penguasaan aspek kesastraan dapat disusun secara bertingkat mulai dari tingkat ingatan sampai dengan evaluasi. Penilaian unjuk kerja kesastraan siswa sebagai hasil pembelajaran juga dilakukan lewat keempat kemampuan bahasa tersebut, baik secara aktif-reseptif maupun aktif-produktif.

1.  Asesmen Keterampilan Mendengarkan

            Kemampuan mendengarkan adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media tertentu. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diberi tugas untuk mendengarkan tuturan bahasa, entah yang berwujud penuturan langsung ataupun penuturan lewat media elektronika tertentu, kemudian diminta untuk menampilkan hasil pemahamannya dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu.

2.  Asesmen Keterampilan Berbicara

            Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara lisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta untuk menampilkan kemampuan apresiasi sastranya secara lisan. Tugas ini dapat dilakukan misalnya dengan cara mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang diperdengarkan dan atau yang dibaca dan kemudia diikuti tugas berdiskusi.

3.  Asesmen Keterampilan Membaca

            Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat tulisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta membaca, memahami, dan kemudian menunjukkan hasil pemahamannya terhadap teks-teks kesastraan dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu. Pelaksanaan asesmen kemampuan membaca dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara khusus yang senaja dirancang untuk maksud itu.

4.  Asesmen Keterampilan Menulis

            Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Untuk menulis sebagai tugas tes kesastraan, siswa jyga harus benar-benar diharuskan menulis. Secara umum ada dua macam tugas menulis yang dapat diberikan, yaitu (1) menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesastraan, dan (2) menulis kreatif.




Mengenal Chipset yang Sering Digunakan di Smartphone saat ini.

    Chipset merupakan sebuah komponen penting bagi Smartphone dan penggunanya. Banyak pengguna Smartphone yang pilih-pilih terlebih da...